Jantho, Bahaba.net – Penyuluh Agama Islam (PAI) Kota Banda Aceh mengadakan Silaturahmi Penyuluh Agama Islam; Melalui Pembinaan dan Silaturahmi Kita Wujudkan Penyuluh yang Profesional dan Andal, di Pondok Harmoni, Lhok Nga, Kabupaten Aceh Besar, Selasa, 5 Maret 2024.
Ketua Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Kota Banda Aceh, Darisman SAg mengatakan kegiatan ini merupakan syukuran dari Penyuluh Agama Islam (PAI) PPPK yang dilaksanakan atas nama Pokjaluh.
Selama ini, katanya, setiap kegiatan Penyuluh Agama Islam selulu mengguanakan biaya mandiri. Harapannya, ke depan ada perbuhan yang lebih baik. Nanti Penyuluh Agama Islam mungkin bisa punya DIPA sendiri, sehingga saat mengadakan kegiatan mudah terlaksana.
“Mohon arahan dan bimbingan dari Kakankemenag Banda Aceh untuk PAI,” kata Darisman saat memberikan sambutan pembukaan Silaturahmi Penyuluh Agama Islam yang dihadiri Kasubbag TU, para Kepala Seksi (Kasi) di lingkungan Kankemenag Kota Banda Aceh.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kota Banda Aceh, H Salman SPd MAg mengatakan bersykurlah atas notifikasi dari Allah dalam bentuk apa pun. Manusia harus cerdas memaknai syukur, sebab ada kenikmatan dan aura positif ketika orang mau bersyukur.
“Pemberian dan nikmat Allah adalah notifikasi yang harus disyukuri,” ujarnya di hadapan Penyuluh Agama Islam (PAI) dan penghulu se-Kota Banda Aceh.
H Salman mengakui senang terhadap PAI. Selain taat, PAI adalah orang yang menyeru pada kebaikan dan ketaatan. Dalam Islam, tidak ada yang lebih bagus kecuali orang yang menyeru pada ketaatan dan kebaikan.
“PAI juga seperti itu, memberikan penyuluhan dan menyeru pada kebaikan melalui ayat dan hadis,” ucap mantan Kakankemenag Kabupaten Aceh Besar ini.
PAI itu, tegas H Salman, mesti memperdalam ilmu kesehatan seperti stunting, karena ada ayat-ayat kauniyah yang menjadi bukti kebesaran Allah, dan PAI harus mempelajari ayat kauniyah tersebut.
Ia berharap ada bantuan dan dukungan kepada Pokjaluh, karena Pokjaluh sering bekerjasama dengan instansi lain. Maka perlu didukung dengan dana operasional. Pokjaluh menjadi garda terdepan untuk mewujudkan visi dan misi Kementerian Agama. Di tangan PAI, paradigma umat harus berubah dan PAI pasti mampu melakukan itu.
Selain itu, harap H Salman, PAI harus aktif di media sosial. Buat konten-konten dakwah, seperti podcas dan kuasai media.
“Masak Penyuluh Agama Islam kalah tenar dengan pelawak,” sebutnya.
Karenanya, PAI mesti meningkatkan kualitas diri dengan melanjutkan pendidikan. Terus menggali ilmu pengetahuan sampai mentok.
“Jangan khawatirkan soal biaya, tapi hargai ilmu dengan mempelajarinya,” ucapnya dalam momen yang juga dihadiri Ketua Pengurus Daerah Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (PD IPARI) Kota Banda Aceh, Hj Rosmiati MSos.
Harapanya, dengan aktif di media dapat memaksimalkan peran PAI di Banda Aceh. Apalagi di Banda Aceh banyak fenomena masjid kosong, sementara di warung kopi ramai.
“Ke warkop boleh, tapi ibadah juga penting,” tutupnya dalam Silaturahmi Penyuluh Agama Islam yang diawali dengan doa bersama dan dipimpin oleh PAI Kecamatan Banda Baru, Banda Aceh, Waled Rusli Daud MAg. |Abu Teuming|