Jantho, Bahaba.net – Pengurus Daerah Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (PD IPARI) Kabupaten Aceh Besar melakukan penanaman pohon dan zero plastik di Kampong Meunasah Papeun, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Jumat, 31 Mei 2024.
Ketua PD IPARI Aceh Besar, Hasanuddin SH mengatakan Kampong Meunasah Papeun sebagai Kampong Moderasi di Kabupaten Aceh Besar, itu sebab aksi rangkaian hari ulang tahun (Harlah) IPARI ke-1 dilaksanakan di sini.
“Ini selaras dengan tema harlah IPARI, rawat bumi tebarkan moderasi,” jelasnya dalam acara dihadiri PD IPARI Aceh Besar.
Hasanuddin menyebutkan ada beragam jenis pohon yang ditanam, seperti mangga, bunga, kelapa dan lainnya. Pohon kelapa dipilih khusus, karena memiliki banyak manfaat.
“Pohon kelapa ini sangat istimewa, apalagi dikaitakan dengan tradisi pernikahan di Aceh. Setiap mengantar pengantin baru pada saat pesta perkawinan, selalu ada bawaan kelapa yang baru tumbuh daun sebagai kelengkapan hantaran. Bukan tanpa alasan, dalam tradisi pernikahan di Aceh punya nilai filosofi tinggi terkait kelapa ini,” ujarnya.
Kelapa termasuk pohon yang mampu menyerap air, tahan lama, dan multi manfaat. Batang kelapa bisa digunakan sebagai balok dan papan. Daunnya bisa dimanfaatkan untuk membuat beragam jenis produk kreatif seperti kemasan ketupat dan umbul-umbul acara pesta. Tentu semua tahu kegunaan buah kelapa. Lidinya juga bisa digunakan untuk sapu.
“Jadi hampir seluruh bagian pohon kelapa bisa dimanfaatkan oleh manusia. Inilah yang diharapkan dari pengantin baru. Setelah mereka menikah, bisa bermanfaat seutuhnya untuk segala kepentingan,” jelas Hasanuddin.
Yang paling urgen, sebut Hasanuddin, pohon kelapa memiliki akar yang cukup kuat sehingga tahan dari abrasi pantai meskipun diterpa ombak. Selain itu, hembusan angin kencang tidak membuat pohon kelapa cepat tumbang.
“Inilah filosofi dalam masyarakat Aceh. Keluarga yang baru dibina diharapkan kokoh dan bertahan meski badai masalah datang silih berganti. Dan ini bagian ajaran Islam, yaitu mempertahankan keutuhan rumah tangga.
Hasanuddin menegaskan, mengapa pohon kelapa dikaitkan dengan harlah IPARI, sebab semua anggota IPARI adalah penyuluh agama yang juga terlibat dalam urusan pernikahan di Kantor Urusan Agama (KUA). Penyuluh agama kerap memberikan penyuluhan dan bimbingan calon pengantin sebagai upaya membina keluarga sakinah sekaligus menolak robohnya rumah tangga.
“Jadi melalui tanaman pohon kelapa, selain menjaga lingkungan juga menjadi pelajaran untuk ketahanan keluarga,” tutupnya.